slider536F05AFD-05B6-4F7D-7C06-F029B625E2BD.png
slider416D07644-3281-34EE-6D73-E5AFD2D40D3E.png
slider3A61FD0CF-36C5-5149-E73B-13A39EE15509.png
Tuesday, 21 November 2017 14:21

Seleksi dan Implementasi Program Pencegahan (Penyalahgunaan Narkoba)

Written by

Sampai dengan saat ini, praktek pencegahan penyalahgunaan narkoba termasuk penyusunan dan implementasi program penyalahgunaan narkoba, yang dilaksanakan oleh berbagai pihak: para pemerhati masalah narkoba, kelompok masyarakat, termasuk Badan Narkotika Nasional menggunakan 3 (tiga) tipe pencegahan yaitu:

 

1. Pencegahan Primer: melakukan berbagai upaya pencegahan sejak dini agar orang tidak menyalahgunakan narkoba.
2. Pencegahan Sekunder: bagi yang telah memulai, menginisiasi penyalahgunaan narkoba, disadarkan agar tidak berkembang menjadi adiksi, menjalani terapi dan rehabilitasi, serta diarahkan agar yang bersangkutan melaksanakan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari (healthy lifestyle).
3. Pencegahan Tertiary: bagi mereka yang telah menjadi pecandu narkoba, direhabilitasi agar dapat pulih dari ketergantungan, sehingga bisa kembali bersosialisasi dengan keluarga, dan masyarakat.

Namun banyak orang bertanya, apa sesungguhnya “pencegahan” itu, apa definisi pencegahan?. Terdapat berbagai definisi tentang pencegahan, sehingga tidak ada sebuah definisi tunggal tentang “pencegahan” (penyalahgunaan narkoba). Sebagai bagian dari strategi untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, “pencegahan” menawarkan berbagai peluang kepada masyarakat untuk berhenti berurusan dengan permasalahan narkoba, atau bila telah menginisiasi penggunaan narkoba (secara illegal), ada harapan bagi mereka untuk berhenti, dan selanjutnya mendukung mereka untuk merubah perilaku (yang memiliki resiko menjadi penyalahguna narkoba), untuk melaksanakan perilaku yang menciptakan faktor protektif, antara lain melalui peningkatan interaksi dengan orang tua, keluarga, dan selanjutnya melaksanakan pola hidup sehat sebagai lifestile dalam kehidupan sehari-hari.

Definisi operasional dari “pencegahan” adalah melakukan promosi secara konstruktif kepada masyarakat untuk menghindari penyalahgunaan narkoba, dan melaksanakan polah hidup sehat sebagai lifestile dalam kehidupan sehari-hari. Pencegahan dan rehabilitasi merupakan bagian dari strategi untuk mengurangi permintaan narkoba (ilegal). Pencegahan juga bertujuan untuk mengurangi permintaan, mengurangi konsumsi narkoba melalui pengurangan faktor resiko, dan meningkatkan faktor protektif yang terasosiasi dengan penyalahgunaan narkoba baik terhadap individu maupun keluarga.

Klasifikasi Pencegahan Dan Target Intervensi

Untuk tujuan intervensi, kategori pencegahan dibagi menjadi 3 (tiga) klasifikasi yaitu: Pencegahan Universal, Pencegahan Selektif, dan Pencegahan Indikatif. Secara umum, Program Pencegahan memiliki 5 Target Intervensi, sesuai dengan Standard Pencegahan UNODC (United Nations Office on Drugs Crime) yaitu target intervensi: Keluarga, Sekolah, Masyarakat, Tempat Kerja, dan Sektor Kesehatan. Implementasi Program Pencegahan (Primer, Secondary, dan Tertier) tersebut, disesuaikan dengan kondisi sosial-budaya Target Group Intervensi.

Program Pencegahan Universal yang dirancang untuk kelompok sebaya (Peer Group), dapat dilaksanakan di sekolah. Program pencegahan yang dirancang untuk keluarga, dapat dilaksanakan di kelompok masyarakat (seperti di Gereja, di Masjid, di Wihara, Balai Desa, dan pusat-pusat kegiatan masyarakat, tempat-tempat tetangga berkumpul), sedangkan program pencegahan yang dirancang untuk pemuda (Youth) hanya difokuskan ke salah satu dari 5 Target Group intervensi tersebut.

Program Pencegahan Universal memiliki 5 elemen yaitu: Program berbasis sekolah; Program Mass Media; Program berbasis orang tua; Program berbasis organisasi komunitas; dan Program perubahan kebijakan di bidang kesehatan. Program berbasis sekolah memasukan materi tentang narkoba kedalam kurikulum sekolah, dan materinya disajikan selama 45 menit setiap kali membahas materi pelajaran narkoba, melatih guru tentang strategi penyajian, pengajaran materi tentang narkoba (fokus kepada peningkatan ketrampilan dan daya tangkal pelajar terhadap penyalahgunaan narkoba) secara intensif, selama 3 hari. Program Mass Media dirancang sebagai alat komunikasi yang efektif untuk diseminasi berbagai informasi, pesan pencegahan penyalahgunaan narkoba kepada masyarakat luas. Kontak dengan media dipertahankan melalui bahan cetakan, televisi, radio, press release, dll dengan konten yang tepat (a.l. mengangkat aspek-aspek pendidikan, kesehatan) untuk bahan PSA (Public Servive Announcement). Program berbasis orang tua melibatkan orang tua dalam beberapa cara di dalam program (seperti bekerjasama dengan anak dalam menyelesaikan tugas sekolah (pekerjaan rumah terkait mata pelajaran narkoba), untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran tentang narkoba di sekolah. Orang tua dihimbau ikut terlibat di dalam organisasi sekolah untuk orang tua (seperti Komite Sekolah) dan mendukung sekolah dalam menerapkan kebijakan anti penyalahgunaan narkoba di sekolah. Program ini juga melaksanakan pelatihan kepada orang tua, dan tempat pelatihannya berlokasi di sekolah. Pelatihan dilaksanakan selama 2 jam pertemuan, untuk meningkatkan ketrampilan orang tua menciptakan faktor protektif di dalam keluarga. Program berbasis organisasi komunitas melibatkan organisasi komunitas terkait secara volunteer, termasuk pimpinan lokal (Ketua RT, RW, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,) dalam implementasi program pencegahan, guna memperoleh dukungan yang luas dari masyarkat, serta mendorong masyarakat melakukan sendiri berbagai kampanye pencegahan (self- prevention campaign).
Selanjutnya, program perubahan kebijakan di bidang kesehatan mendorong masyarakat untuk melaksanakan pola hidup sehat, mendorong penerapan kebijakan lingkungan kerja, dan lingkungan sekolah bebas narkoba, menerapkan kebijakan kawasan bebas rokok, serta pembatasan merokok di tempat umum. Program Pencegahan yang ditargetkan ke sektor kesehatan, dilaksanakan menggunakan 3 kategori pencegahan sekaligus yaitu Pencegahan Primer, Pencegahan Sekunder, dan Pencegahan Tertier.

Sasaran Program Pencegahan

Sasaran Program Pencegahan Primer adalah untuk melindungi mereka, individu yang belum mulai mengunakan narkoba, sekaligus untuk mengurangi dan mencegah timbulnya pengguna baru. Sasaran Program Pencegahan Secondary (Intervensi Awal) adalah intervensi kepada individu, mereka yang telah menggunakan narkoba tahap awal atau mereka yang memunculkan perilaku yang terasosiasi dengan narkoba, dan untuk mengurangi penyalahgunaan narkoba oleh individu yang bersangkutan. Sasaran Program Pencegahan Tertier:adalah untuk mengurangi ketergantungan (adikisi), dan mengurangi dampak negatif narkoba terhadap penyalahguna narkoba, memperbaiki, merawat yang bersangkutan melalui rehabilitasi, serta mencegah kekambuhan (relapse).

Efektifitas dan Tantangan Program Pencegahan

Agar implementasi program pencegahan penyalahgunaan narkoba berlangsung secara efektif, maka program tersebut tidak hanya mengangkat dan membahas isu-isu terkait dengan perilaku penyalahgunaan narkoba yang dilakukan baik oleh individu maupun kelompok masyarakat saja, tetapi harus mencakup juga aspek lain yang memiliki korelasi, seperti aspek budaya, etnik, lingkungan, serta aspek psiko-sosial segmen populasi yang menjadi Target Group intervensi. Oleh karena itu penting untuk memadukan program pencegahan dengan target populasi yang akan menjadi sasaran intervensi (implementasi program pencegahan). Selanjutnya, diperlukan program pelatihan baik kepada individu maupun kepada kelompok. Program pelatihan ketrampilan (yang bersifat universal, selektif, dan indikatif) sebagai bagian dari program pencegahan, secara umum bertujuan untuk memperkuat faktor protektif di dalam keluarga, melengkapi orang tua dengan ketrampilan dan kemampuan, untuk memberikan dukungan kepada anak, serta meningkatkan hubungan (kedekatan) orang tua dengan anak, sehingga mencegah anak melakukan penyalahgunaan narkoba. Program pelatihan ketrampilan kepada orang tua terbukti tiga kali lebih efektif dibandingkan dengan program yang sama yang diterapkan khusus untuk anak-anak dan pemuda. Program peningkatan ketrampilan kepada keluarga terbukti lebih efektif, karena menyajikan program pencegahan pada berbagai tingkatan secara simultan sesuai dengan kebutuhan keluarga. Namun ada hal penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam merancang dan melaksanakan program pencegahan yaitu program yang dilaksanakan harus berbasis ilmu pengetahuan (Scientific-Based) dan terdapat bukti efektivitas (Evidence-Based) dari pelaksanaan program tersebut, dan harus dilaksanakan secara berkelanjutan agar efektif dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Terkait dengan pelaksanaan program pencegahan tersebut, diperlukan program peningkatan kapasitas (Human Capacity Building) para pembuat kebijakan, para praktisi, dan para penyuluh agar mampu merancang dan mengimplementasikan program-program pelatihan ketrampilan ke sasaran (Target Group): Keluarga, Sekolah, Tempat Kerja, Masyarakat, dan Sektor Kesehatan.

Tantangan yang dihadapi para praktisi pencegahan dalam merancang dan melaksanakan program pencegahan adalah, bagaimana melakukan seleksi, memodifikasi, atau merancang strategi pencegahan yang dapat memenuhi kebutuhan Target Group yang akan diintervensi (apakah ke kelompok masyarakat pada umumnya atau ke kelompok khusus di dalam masyarakat).

Penutup

Pelaksanaan program pencegahan (Universal, Selektif, dan Indikatif) memerlukan pemantauan (monitoring) dan evaluasi, agar dapat diketahui efektivitas dan keberhasilan program pencegahan yang dilaksanakan. Apabila dari hasil evaluasi, ternyata program yang dilaksanakan tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka perlu melakukan adaptasi, reseleksi program, modifikasi, terhadap program tersebut untuk perbaikan program guna memastikan keberhasilan pelaksanaan program tersebut ke depan. Bila program pencegahan dapat diseleksi secara tepat, dan diimplementasikan secara tepat, maka program tersebut dapat memberikan dampak dan hasil yang positif, dalam arti program tersebut mencapai kesuksesan.

Last modified on Tuesday, 21 November 2017 14:23