Masyarakat tidak berpikir bahwa inhalant adalah salah satu jenis narkoba, karena memang inhalant tidak diproduksi dengan tujuan untuk digunakan sebagai salah satu jenis narkoba, namun dalam kenyataan, produk-produk inhalant terkadang disalahgunakan khususnya oleh anak-anak dan remaja. Sebuah penelitian di USA menunjukan sekitar 21.7 juta anak berumur 12 tahun ke atas menyalahgunakan zat-zat jenis inhalant paling sedikit sekali dalam hidup mereka. Lalu apa yang harus dilakukan oleh orang tua untuk mencegah anak-anak menyalahgunakan zat-zat adiktif termasuk jenis inhalant?. Tulisan ini menyajikan profil produk inhalant, tanda-tanda orang menggunakan (menyalahgunakan) inhalant, dampak penyalahgunaan inhalant, serta apa saja yang harus dilakukan (oleh orang tua) apabila menemukan anak berada dalam keadaan kritis karena menggunakan (menyalahgunakan) inhalant.
Profil Inhalant
Walaupun berbagai produk yang ditemukan di rumah dan tempat kerja seperti cat, thinner, lem, cairan pembersih, dan lain-lain sejenis mengandung zat-zat psikoaktif dan efek stimulant dapat dihirup (inhaled), namun batasan (term) “inhalant” mencakup jenis zat-zat kimia yang dapat dihirup termasuk juga bensin, spritus, gas (medikal anaestesi), aerosol (hair spray, deodorant spray, pembersih perangkat komputer), nitrites (cairan pewangi, pembersih kulit, pewangi ruangan) yang digunakan untuk meningkatkan daya seksual si penghirup inhalant, semuanya memiliki efek farmakologi yang berbeda, dan diproduksi dalam jumlah ratusan jenis yang berbeda-beda. Konsekuensinya, agak sulit untuk membuat kategori dan merumuskan batasan (term) tentang inhalant secara pasti (prescise). Dalam praktek, berbagai produk inhalant dibagi menjadi empat kategori secara umum yaitu, volatile solvents, aerosols, gas, dan nitrites, yang kebanyakan dapat ditemukan di rumah-tangga, industri, dan berbagai produk medikal.
Ciri-ciri Penyalahguna Zat Adiktif Inhalant
Ciri-ciri seseorang yang menyalahgunakan zat adiktif jenis inhalant yaitu, yang bersangkutan mabuk, bingung, pusing, bicara tanpa orientasi (tidak fokus), sulit mengkoordinasikan anggota tubuh, mata merah dan berair, hidung berair, pakaian dan napas bau (zat kimia), terdapat tanda cat atau produk inhalant lainnya di wajah, tangan , hidung, dan jari, serta yang bersangkutan kehilangan selera. Pengguna inhalant kronis sering memunculkan gejala halusinasi, agitatif dan agresif, cepat marah. Tanda-tanda, gejala menuju penyalahgunaan inhalant juga dapat dilihat dari perilaku seseorang antara lain, mengecat kuku dengan pewarna kuku, selalu mencium lengan baju, terdapat cat atau kotoran sejenis di wajah, jari, dan pakaian yang bersangkutan, menyimpan tabung gas pengisi korek api di kamar atau di locker (tempat menyimpan barang yang dapat dikunci), menyembunyikan jenis-jenis inhalant di kloset, di bawah tempat tidur, dan di garasi.
Dampak Penyalahgunaan Inhalant
Zat kimia dari inhalant yang dihirup terserap langsung kedalam darah melalui paru paru dan terdistribusi secara cepat ke otak dan organ tubuh lainnya. Penyalahgunaan inhalant mengakibatkan kerusakan pada beberapa organ tubuh secara permanen, terjadi kerusakan ginjal dan hati, kehilangan pendengaran, terjadi kerusakan pada sum-sum tulang, mengalami kekejangan, serta kehilangan koordinasi organ tubuh. Penggunaan inhalant yang berlangsung dalam waktu lama (kronis), dapat menimbulkan depresi dan adiksi (ketergantungan). Berbagai produk kimia jenis inhalant menyebabkan orang yang menghirup menjadi “high” (mabuk) secara cepat, oleh karena uap cairan (vapor) yang dihirup langsung masuk melalui hidung atau mulut menuju otak, jantung, dan paru-paru. Si pengguna (penyalahguna) selalu bersin, batuk, kelelahan yang amat sangat (fatigue), sakit kepala, dan kehilangan selera. Dampak serius penyalahgunaan inhalant adalah, si pengguna menjadi buta, merusak sel darah merah, meningkatkan resiko leukemia, merusak sistem reproduksi, , merusak hati, mengalami kerusakan otak secara permanent karena aliran oksigen ke otak menjadi terhambat, respirator jantung terganggu, denyut jantung meningkat, dan dapat mengarah kepada kematian secara tiba-tiba (sudden sniffing dead/SSD), apabila inhalant dihirup sekaligus secara mendalam terutama menggunakan kantong plastik, kantong kertas, atau balon (yang berisi zat nitrous oxide).
Tindakan Yang Perlu Dilakukan Menghadapi Situasi Kritis
Apabila pengguna inhalant menghadapi suatu situasi dimana kondisi yang bersangkutan menjadi kritis diakibatkan pengaruh penyalahgunaan zat adiktif inhalant, maka orang tua harus tetap tenang dan jangan berargumentasi dengan si penyalahguna, anak yang menyalahgunakan inhalant. Yang bersangkutan kemungkinan dalam kondisi tidak sadar, sulit bernapas, sehingga perlu segera memanggil bantuan (para medis, perawat, dokter, konselor, guru) untuk menolong si penyalahguna, dan jangan meninggalkannya sendirian, oleh karena stress yang dialami si penyalahguna dapat mengakibatkan gangguan pada jantung yang bersangkutan dan dapat mengakibakan kematian secara tiba-tiba (SSD).
Penutup
Orang tua dan anak perlu memahami bahwa penyalahgunaan inhalant menghadirkan dampak yang sangat berbahaya bagi si pengguna (penyalahguna), oleh karena itu diperlukan kewaspadaan orang tua melalui pencarian berbagai informasi dan pemahaman tentang bahaya inhalant, pemantauan terhadap perilaku anak (apabila terdapat tanda-tanda menuju penyalahgunaan inhalant atau tanda-tanda penyalahgunaan inhalant, agar dapat mengambil langkah-langkah dini untuk mencegah penyalahgunaan yang berkelanjutan). Orang tua perlu memiliki keterampilan dan kemampuan untuk menangani anak, apabila anak yang bersangkutan berada dalam kondisi kritis oleh karena menyalahgunaan zat-zat jenis inhalant, agar dapat menolong anak yang bersangkutan, sehingga tidak mengakibatkan anak meninggal karena SSD (sudden sniffing death).
Jakarta, 10 November 2014.