slider536F05AFD-05B6-4F7D-7C06-F029B625E2BD.png
slider416D07644-3281-34EE-6D73-E5AFD2D40D3E.png
slider3A61FD0CF-36C5-5149-E73B-13A39EE15509.png
Tuesday, 21 November 2017 06:24

Strategi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Melalui Intervensi Dini

Written by

Pemerhati Masalah Narkoba

Pengantar

Intervensi dini merupakan bagian dari strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba, yang dapat mentransformasikan kehidupan seseorang, mendorong orang tua untuk aktif memantau aktifitas anak-anak mereka, menstabilkan aktifitas dan kehidupan anak-anak mereka di sekolah, serta menghilangkan hambatan bagi anak-anak untuk melaksanakan perilaku dan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga mereka mampu menjalani hidup yang produktif, dan jauh dari resiko menjadi penyalahguna narkoba di kemudian hari. Namun interven dini akan efektif, apabila seluruh anggota keluarga bersama-sama, saling bahu-membahu, saling menjaga dan saling mengingatkan satu kepada yang lain untuk tetap melaksanakan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari dan mejauhkan diri dari berbagai pengaruh untuk menyalahgunakan narkoba.

Apa Yang Dimaksud Dengan Intervensi Dini?

no to drugs w

Intervensi dini didefinisikan sebagai langkah respons secepatnya terhadap kebutuhan anak-anak, remaja, pemuda, dan keluarga yang rentan terlibat dalam berbagai persoalan kesehatan, sosial dan ekonomi (dari segi ekonomi tergolong keluarga miskin). Intervensi dini bertujuan untuk menghadirkan layanan dan bantuan pada saat yang tepat, kepada anak-anak, remaja, pemuda, dan keluarga miskin, dan memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka sebelum kondisi sosial ekonomi mereka berkembang menjadi lebih buruk, sehingga menghadirkan berbagai faktor resiko menuju penyalahgunaan narkoba, dan menolong mereka untuk memasuki hidup yang lebih baik (melaksanakan pola hidup sehat). Perancangan dan pelaksanaan intervensi dini harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait, oleh karena kompleksitas permasalah yang dihadapi oleh keluarga yang miskin dan beresiko, sehingga diperlukan penanganan yang bersifat multi-pendekatan. Sebagai contoh, bila seorang anak dalam kondisi terminal (karena sakit akibat penyalahgunaan narkoba), diperlukan dokter untuk mengobati anak yang bersangkutan, diperlukan psikolog, dan konselor untuk memberikan konseling kepada orang tua agar mampu menghadapi dan mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Last modified on Tuesday, 21 November 2017 14:12